Pengalaman Saat Kecil
Pengalaman dari kecil hingga sekarang
Basmalah, kali ini
saya akan menceritakan pengalaman hidup saya dari kecil hingga sekarang, saya
langsung saja ke TKP nya yah..!! Saya adalah anak pertama dari keturunan anwar
Syadat dan Fatimah, ayah saya adalah
orang Bulukumba asli lebih tepatnya di Kecamatan Bontotiro Kelurahan Tulekko
dan Ibu saya sendiri adalah juga orang Bulukumba namun di kecamatan yang
berbeda yakni kecamatan Herlang Kelurahan Bontokamase. Ayah dan Ibu saya bisa
bersama dimulai dari peretemuannya 5 tahun sebelum saya lahir lebih tepatnya
pada tahun 1985 waktu itu di Malaysia, karena ayah saya adalah tipe orang yang
pekerja begitupun dengan ibu saya, jadi waktu untuk pacaran bagi mereka tidak
terlalu sebaik saya di masa sekarang ini..hehehe. jadi mereka memutuskan
menikah hanya dalam kurung bulanan perkenalannya, tapi jangan salah..? walau
pun mereka pacarannya terbilang baru seumur jagung tapi mereka cukup matang ko’
dalam hal membangun sebuah keluarga, itu sih katanya..^_^ Oh iya kenapa saya
malah keasikan nyeritain kisah orang tua saya yah..? kan niat awal saya mau
nyeritain kisah pengalaman saya dari kecil hingga sekarang tapi kenapa malah
nyeritain kisah orang tua saya..!! Maaf deh:) Ok langsung saja kali ini beneran
pengalaman saya loh, saya lahir di Kab. Bulukumba Kec. Herlang Kel.Bontokamase
pada tanggal 16 juni 1991, saya lahir disitu kawan namun pada 2 tahun kemudian
saya ikut orang tua saya ke Malaysia karena kedua orang tua saya kerja di sana.
Pengalaman saya naik mobil untuk pertama kalinya ketika berumur 2 tahunan tidak lagi saya ingat bahkan
pengalaman yang mungkin ttak terlupakan dalam hidupku adalah ketika saya naik
pesawat untuk yang pertama kalinya juga tidak saya ingat, seandainya iya
mungkin saya akan merasa senang sekali sebab itu adalah pertama kalinya saya
naik pesawat brow. Yah pengalaman naik pesawatnya kita lupakan saja soalnya
saya juga tidak ingat hehehe... Di malaysia saya tinggal di bagian baratnya
Malaysia atau Malaysia barat. Ayah dan ibu saya bekerja di pabrik somel yang
sama jadi mereka kalau pergi kerja selalu bersamaan, nah maka dari itu saya
jadi sandraan rumah deh. Bagaiaman bisa tidak..? secara hanya saya bertiga
dengan kedua orang tua saya tinggal di rumah itu jadi ketika kedua orang tua
saya pergi kerja maka secara otomatis saya kan sendirian di rumah, nah untuk
menghinndari hal-hal yang tidak diinginkan makanya kedua orang tuaku
mengurungku di kamar dan membelikanku banyak sekali krupuk dan makanan ringan
lainnya agar saya tidak menangis, yah kurang lebihnya gitu lah yang orag tua
saya ceritakan terhadap saya. Nah pada suatu hari ketika kedua orang saya pergi
kerja terjadi sebuah kecelekaan yang hebat, pipi sebelah kiri saya terluka dan
akhirnya dijahit akibat saya memanjat sebuah rak lemari yang dimana di atasnya
terdapat sampo yang ingin saya pake untuk mandi sendiri, namun pada akhirnya
botol yang ada di deketnya jatuh dan pecah akhirnya saya pun jatuh tepat di
atas pecahan kaca tersebut dan mengenai pipi sebelah kiri saya. Seketika ayah
saya mengetahui kejadian tersebut dan memarahi ibu saya yang katanya tidak
becus merawat saya. Emosi ayah saya sangat meluap dan jadinya ibu saya hampir
dipukuli oleh ayah, namun untung tante
dari ibu saya melarainya. Darah pun keluar dsan bercucuran dari pipi saya dan
saya pun dibawa ke rumah sakit untuk diobati. Tapi musibah selalu menimpa saya
dasn sekeluarga,kenapa tidak..!! taksi yang saya tumpangi hampir terbakar dan
meledak akibat mesinnya terlalu kepanasan. Ke dua orang tua saya pun bertindak
dengan gesitnya untuk mengeluarkan saya dari taksi tersebut dan kami pun
selamat dari insiden terbut. Kami pindah kendaraan dari yang sebelumnya
taksi pindah ke bus, kami akhirnya
sampai dengan selamat di rumah sakit. Luka saya pun langsung diobati oleh
dokter setelah luka ini dijahit dan hasilnya terdapat 7 jahitan di pipi sebeleh
kiri saya. Lagi-lagi musibah menimpa saya, sesaat setelah pipi saya dijahit
saya berlari-larian dan terjatuh dan jadinya jahitan yang tadinya 7 jahitan
akhirnya terputus dan saya dijahit untuk yang kedue kalinya. Saya memanglah
anak yang sangat nakal dan tidak mau mendengar dan itulah mungkin ganjaran yang
saya dapatkan atas perbuatan saya yang nakal. Setelah kejadian itu ayah dan ibu
saya mulai sangat memperhatikan saya karen takutnya kejadian serupa akan
terjadi lagi. Nah ada sedikit pengalaman saya yang sedikit memalukan sih, saya
mencuri uang orang tua saya untuk membeli escrem, awalnya sih saya tidak mau
mencuri itu uang tapi teman saya yang sekaligus juga merupakan sepupu saya yang
menyuruh saya untuk melakukan hal tersebut jadi saya lakukan. Orang tua saya
pun mengetahui hal tersebut dan memarahi saya bahkan memukuli saya atas
perbuatan yang saya lakukan tadi. Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan
ketika saya di Malaysia dan membuat saya sedikit lebih mapan yah walaupun masih
anak-anak sih. Saya juga sering berkelahi sewaktu saya ada di sana bahkan anak
tetangga saya pukuli hingga berdarah. 4 tahun telah berlalu dan saya pun dengan
ke dua orang tua saya kembali ke kampung halaman saya di Indonesia yakni di
Bulukumba. Umur saya kini meginjak 6 tahun, saya kini kembali ke tanah
kelahiran saya dan memulai kehidupan baru disana . saya pergi bermain dan
mendapatkan teman baru, hampir setiap saat saya pergi bermain karena saya belum
sekolah di umur yang baru 6 tahun, jadi bisa dikatakan dalam kurung waktu
setidaknya 1 tahun saya habiskan hanya untuk bermain dengan teman. Ada
pengalaman saya yang sangat menarik disini, yakni saya menyukai seorang
perempuan dan saya sering bermain dengannya namun pada suatu hari saya
memeluknya hehehe... yah bisa dikatakan dialah perempuan pertama yang saya
peluk, setelah saya memeluk perempuan itu dia pun lari dari tempat bermain kami
dan menangis. Saya merasa bersalah karena telah memeluknya, tapi hati saya juga
sangat berbunga-bunga setelah memeluknya. Asik anak yang berumur 6 tahun
seperti saya sudah mengalami yang namanya jatuh cinta pada pelukan pertama.
Hari itu adalah hari yang juga merupakan hari terindah bagi saya, kenapa tidak?
Karena sewaktu saya pergi kelaut berenang dengan teman saya dia malah
menguntiki saya dari tempat yang dekat dari tempat saya berenang dan akhirnya
dia pun ketahuan, seketika dia ketahuan dia pun juga langsung berlari seolah
kedapatan mencuri sesuatu. Hati saya kembali lagi berbunga-bunga pada waktu,
semenjak itu saya mulai mencari-cari perhatian dengannya dengan bertindak bak
sang pujangga di depannya. Di samping itu ada juga pengalaman saya yang juga
amat memalukan, kenapa bisa memalukan? Langsung saja deh saya beberkan apa itu?
Suatu hari saya ingin bermain kelereng namun saya tidak punya kelereng satu pun
tidak, jadi akhirnya saya memutuskan untuk meminta uang pada orag tua saya
untuk memberiku unang untuk membeli beberapa jumlah kelereng, namun orang tua
saya tidak memberi saya uang sepeserpun. Saya pun jadi marah di buatnya, jadi
saya putuskan untuk mencuri kelereng milik tante saya dengan seorang teman.
Renacana pun dimulai,saya adalah seorang algojo dari rencana tersebut dan teman
saya bertindak sebagai seorang pengawas yang
fungsinya untuk mengawasi pergerekan di luar saya. Go.. saya pun
meloncat masuk ke toko milik tante saya
dan mengambil banyak sekali kelereng pada waktu itu, namun naasnya teman yang
bertugas mengawasi pergerkan di luar tidak dapat melihat bahwa ternyata dari
tadi ada orang yang sedang mengawasi kita dan akhirnya kami pun ketahuan. Kami
pun lari terbirit-birit dan bersembunyi di balik gabus. Teman yang saya temani
bersembunyi di balik gabus itu lari dan menyerahkan diri kepada keluarganya dan
menceritakan semuanya kepada keluarga saya bahwa yang mencurinya adlah saya dan
memberitahukan tempat persembunyian saya kepada ibu saya, saya pun tertangkap
namun hal itu disembunyikan dari ayah saya, karena jika tidak maka saya akan
dipukuli oleh ayah saya dnegan pukulan yang sangat keras tapi ibu saya tidak
tega melihat saya dipukuli seperti itu sebab saya masih anak-anak yang tidak
tau apa-apa. Kejadian itu kita lanjutkan lagi ke tahap yang lebih menakutkan
lagi. Tidak lama dari kejadian itu saya mencuri lagi, lebih tepatnya uang
tetangga saya curi sebanyak dua ratus ribu, dan saya pun juga ketahuan pada
waktu itu, ayah saya memukuli saya hingga saya takut setengah mati. Lantas ayah
saya mengmbil sebuah parang panjang untuk dia kenakan kepada saya. Tapi
untungnya pada saat itu datang teman ayah saya untuk mengambil dan melindungi
saya dari hempasan parang dari orang tua saya, dan orang yang menyelamatkan
saya itu menyuruh saya untuk lari secepatnya dan menyuruh saya untuk bermalam
untuk sementara waktu di rumah om dari kakak ibu saya. Saya bermalam di urmah
om saya sekitar tiga hari, dan hari ke empatnya orang tau saya menjemputku di
tempat om saya dan membawa saya pulang dan setelah sesampainya di rumah, ke dua
orang tua saya menasihati saya untuk
tidak mencuri lagi dan saya bersumpah pada orang tua saya pada waktu itu untuk
tidak mencuri lagi dan orang tua saya memaafkan saya pada waktu itu. Hari-hari
berlalu dengan damai dan lancar-lancar saja. Pada tahun berikutnya saya sudah
mulai masuk sekolah pada tingkatan TK, pada masa ini tidak terjadi sesuatu yang
bisa untuk saya ceritakan karena pada masa itu saya merasa biasa-biasa saja.
Nah setelah saya naik ke kelas 1 SD pada tahun berikutnya, disinilah baru
terjadi hal-hal yang membuat saya harus bercerita, ketika tiba saatnya penaikan
kelas, jadi kelas 2, saya malah tidak naik kelas padahal pada waktu itu sayalah
yang menjadi ranking satu pada kelas tersebut, saya pun langsung menangis dan
langsung pulang ke rumah memberitahukan hal tersebut pada kedua orang tua saya
mengenai hal tersebut. Orang tua saya dengan muka yang sangat marah lantas
langsung pergi menghadap ke wakil kelas saya pada saat itu yang bernama ibu
Intang. Ayah saya dengan raut muka yang marah bertanya pada guru saya tadi dan
berkata “kenapa anak saya tidak naik kelas padahal dia ranking satu pada kelas
tersebut, ibu guru saya pun menjawab “bahwa anak anda tidak naik kelas karena
dia masih kecil atau bisa dibilang dia pendek” dengan spontan ayah saya
menjawab bukankah anak saya sudah berumur 7 tahun dan dia berhak naik kelas
apalagi dia kan rangking satu di kelasnya. Pembicaraan antara guru dan ayah
saya berjalan alot dan akhirnya tidak ada perubahan saya pun tetap tinggal
kelas ayah saya pun cukup pasrah untuk menerima keadaan tersebut. Setelah
kejadian itu saya pun melalui hari-hari dengan identitas sebagai anak kelas
satu, satu tahun berlalu dan saya pun akhirnya pun naik ke kelas dua. Pada masa
ini saya juga memiliki kenangan yang indah karena pada tahun ini saya mulai
untuk pacaran yang pertama kalinya dengan seseorng yang bernama Vevi, saya
dekat denga dia berkat bantun kemanakang saya yang bernama adi dan kebetulan
saya dengan dia satu angkatan karena dia juga tinggal kelas pada saat penaikan
kelas tiga karena bodoh hehehe...yah begitulah kenyataanya. Saya berpacaran
dengan vevi pada hari sabtu sesuai dengan ingatan saya, masa-masa dengan vevi
sangatlah indah sebab dialah pacar pertama saya, setiap kali kami ke mesjid
untuk shalat kami pun sering bercanda tawa dan bermesraan layaknya seorang
kekasih tingkatan anak-anak. Nah kembali lagi ke masa di sekolah, di sekolah
saya terbilang sebagai anak yang pintar, kenapa
tidak? Mulai dari kelas tiga saya sudah menguasai perkalian dan
pembagian sedangkan teman-teman saya belum ada yang menguasainya, jadi akhirnya
saya lah yang mengajari mereka untuk menguasai perkalian dan pembagian, yah
diantara semua teman yang saya ajari hanya beberapa diantara mereka yanga
menguasainya. Semenjak kejadian itu saya mulai dianggap sebagai siswa yang
paling pintar di kelas, namun fatalnya setelah pembagia raport untuk semester
pertama kenapa bisa bukan saya yang ranking pertama itu karena saya malas
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dan hal itu pun terulang kembali
setelah pembagian raport untuk akhir semester penaikan kelas 4. Dan juga pada
kelas 4 juga saya putus dengan pacar pertama saya yang bernama vevi itu.
Penyebabnya biasa-biasa saja namanya juga cinta monyet hehehe..
Hari-hari di kelas
4,5, dan 6 biasa-biasa saja tidak ada yang spesial di hari-hari itu, dan ujian
nasional pun saya lalui dengan baik. Nah saya pun pada tahun 2002-2003 saya pun
naik tingkatan yakni ke tingkatan SMP, pada masa ini juga banyak yang spesial.
Langung saja pada kelas satu saya masuk ke kelas 1,3 dan pada kelas ini juga
saya termasuk siswa yang pintar, pada hari pertama saya di kelas ini saya sudah
membuat gara-gara yakni saya berkelahi dengan teman sekelas saya sendiri yang
bernama A.Elli, perkelahian saya dengan dia berlangsung dengan alotnya, tidak
ada yang menang ataupun yang kalah sebab kita berakhir dengan imbang sampai
guru saya melerai kami berdua dan kami pun dihukum dengan push up sebanyak 50
kali dan tidak boleh istirahat. Nah pada sesaat penaikan kelas ke kelas dua
sekolah mengadakan seleksi untuk siswa yang pintar mengikuti seleksi agar masuk
di kelas unggulan yang lebih tepatnya disebut kelas 2,1, diantara 50 orang yang
masuk seleksi hanya 30 orang yang berhasil terpilih dan saya ada di diantara 30
orang tersebut. Hari-hari di kelas 2,1 sangat juga baik sebab ketika kami
keluar jalan-jalan atau pada saat istirahat kami sangat di segani oleh para
teman-teman dan kakak adik kelas kami sebab kami adalah gabungan anak yang
pintar diatara sekian siswa kelas 2. spontan ayah saya menjawab bukankah anak
saya sudah berumur 7 tahun dan dia berhak naik kelas apalagi dia kan rangking
satu di kelasnya. Pembicaraan antara guru dan ayah saya berjalan alot dan
akhirnya tidak ada perubahan saya pun tetap tinggal kelas ayah saya pun cukup
pasrah untuk menerima keadaan tersebut. Setelah kejadian itu saya pun melalui
hari-hari dengan identitas sebagai anak kelas satu, satu tahun berlalu dan saya
pun akhirnya pun naik ke kelas dua. Pada masa ini saya juga memiliki kenangan
yang indah karena pada tahun ini saya mulai untuk pacaran yang pertama kalinya
dengan seseorng yang bernama Vevi, saya dekat denga dia berkat bantun
kemanakang saya yang bernama adi dan kebetulan saya dengan dia satu angkatan
karena dia juga tinggal kelas pada saat penaikan kelas tiga karena bodoh
hehehe...yah begitulah kenyataanya. Saya berpacaran dengan vevi pada hari sabtu
sesuai dengan ingatan saya, masa-masa dengan vevi sangatlah indah sebab dialah
pacar pertama saya, setiap kali kami ke mesjid untuk shalat kami pun sering
bercanda tawa dan bermesraan layaknya seorang kekasih tingkatan anak-anak. Nah
kembali lagi ke masa di sekolah, di sekolah saya terbilang sebagai anak yang
pintar, kenapa tidak? Mulai dari kelas
tiga saya sudah menguasai perkalian dan pembagian sedangkan teman-teman saya
belum ada yang menguasainya, jadi akhirnya saya lah yang mengajari mereka untuk
menguasai perkalian dan pembagian, yah diantara semua teman yang saya ajari
hanya beberapa diantara mereka yanga menguasainya. Semenjak kejadian itu saya
mulai dianggap sebagai siswa yang paling pintar di kelas, namun fatalnya
setelah pembagia raport untuk semester pertama kenapa bisa bukan saya yang
ranking pertama itu karena saya malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Dan hal itu pun terulang kembali setelah pembagian raport untuk akhir
semester penaikan kelas 4. Dan juga pada kelas 4 juga saya putus dengan pacar
pertama saya yang bernama vevi itu. Penyebabnya biasa-biasa saja namanya juga
cinta monyet hehehe.. saya dari tempat yang dekat dari tempat saya berenang dan
akhirnya dia pun ketahuan, seketika dia ketahuan dia pun juga langsung berlari
seolah kedapatan mencuri sesuatu. Hati saya kembali lagi berbunga-bunga pada
waktu, semenjak itu saya mulai mencari-cari perhatian dengannya dengan
bertindak bak sang pujangga di depannya. Di samping itu ada juga pengalaman
saya yang juga amat memalukan, kenapa bisa memalukan? Langsung saja deh saya
beberkan apa itu? Suatu hari saya ingin bermain kelereng namun saya tidak punya
kelereng satu pun tidak, jadi akhirnya saya memutuskan untuk meminta uang pada
orag tua saya untuk memberiku unang untuk membeli beberapa jumlah kelereng,
namun orang tua saya tidak memberi saya uang sepeserpun. Saya pun jadi marah di
buatnya, jadi saya putuskan untuk mencuri kelereng milik tante saya dengan
seorang teman. Renacana pun dimulai,saya adalah seorang algojo dari rencana
tersebut dan teman saya bertindak sebagai seorang pengawas yang fungsinya untuk mengawasi pergerekan di luar
saya. Go.. saya pun meloncat masuk ke
toko milik tante saya dan mengambil banyak sekali kelereng pada waktu
itu, namun naasnya teman yang bertugas mengawasi pergerkan di luar tidak dapat
melihat bahwa ternyata dari tadi ada orang yang sedang mengawasi kita dan
akhirnya kami pun ketahuan. Kami pun lari terbirit-birit dan bersembunyi di
balik gabus. Teman yang saya temani bersembunyi di balik gabus itu lari dan
menyerahkan diri kepada keluarganya dan menceritakan semuanya kepada keluarga
saya bahwa yang mencurinya adlah saya dan memberitahukan tempat persembunyian
saya kepada ibu saya, saya pun tertangkap namun hal itu disembunyikan dari ayah
saya, karena jika tidak maka saya akan dipukuli oleh ayah saya dnegan pukulan
yang sangat keras tapi ibu saya tidak tega melihat saya dipukuli seperti itu
sebab saya masih anak-anak yang tidak tau apa-apa. Kejadian itu kita lanjutkan
lagi ke tahap yang lebih menakutkan lagi. Tidak lama dari kejadian itu saya
mencuri, saya untuk melakukan hal tersebut jadi saya lakukan. Orang tua saya
pun mengetahui hal tersebut dan memarahi saya bahkan memukuli saya atas
perbuatan yang saya lakukan tadi. Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan
ketika saya di Malaysia dan membuat saya sedikit lebih mapan yah walaupun masih
anak-anak sih. Saya juga sering berkelahi sewaktu saya ada di sana bahkan anak
tetangga saya pukuli hingga berdarah. 4 tahun telah berlalu dan saya pun dengan
ke dua orang tua saya kembali ke kampung halaman saya di Indonesia yakni di
Bulukumba. Umur saya kini meginjak 6 tahun, saya kini kembali ke tanah
kelahiran saya dan memulai kehidupan baru disana . saya pergi bermain dan
mendapatkan teman baru, hampir setiap saat saya pergi bermain karena saya belum
sekolah di umur yang baru 6 tahun, jadi bisa dikatakan dalam kurung waktu
setidaknya 1 tahun saya habiskan hanya untuk bermain dengan teman. Ada
pengalaman saya yang sangat menarik disini, yakni saya menyukai seorang
perempuan dan saya sering bermain dengannya namun pada suatu hari saya
memeluknya hehehe... yah bisa dikatakan dialah perempuan pertama yang saya
peluk, setelah saya memeluk perempuan itu dia pun lari dari tempat bermain kami
dan menangis. Saya merasa bersalah karena telah memeluknya, tapi hati saya juga
sangat berbunga-bunga setelah memeluknya. Asik anak yang berumur 6 tahun
seperti saya sudah mengalami yang namanya jatuh cinta pada pelukan pertama.
Hari itu adalah hari yang juga merupakan hari terindah bagi saya, kenapa tidak?
Karena sewaktu saya pergi kelaut berenang dengan teman saya dia malah
menguntiki saya dari tempat yang dekat dari tempat saya berenang dan akhirnya
dia pun ketahuan, seketika dia ketahuan dia pun juga langsung berlari seolah
kedapatan mencuri sesuatu. Hati saya kembali lagi berbunga-bunga pada waktu, semenjak
itu saya mulai mencari-cari perhatian dengannya dengan bertindak bak sang
pujangga di depannya. Di samping itu ada juga pengalaman saya yang juga amat
memalukan, kenapa bisa memalukan? Langsung saja deh saya beberkan apa itu?
Suatu hari saya ingin bermain kelereng namun saya tidak punya kelereng satu pun
tidak, jadi akhirnya saya memutuskan untuk meminta uang pada orag tua saya
untuk memberiku unang untuk membeli beberapa jumlah kelereng, namun orang tua
saya tidak memberi saya uang sepeserpun. Saya pun jadi marah di buatnya, jadi
saya putuskan untuk mencuri kelereng milik tante saya dengan seorang teman.
Renacana pun dimulai,saya adalah seorang algojo dari rencana tersebut dan teman
saya bertindak sebagai seorang pengawas yang
fungsinya untuk mengawasi pergerekan di luar saya. Go.. saya pun
meloncat masuk ke toko milik tante saya
dan mengambil banyak sekali kelereng pada waktu itu, namun naasnya teman yang
bertugas mengawasi pergerkan di luar tidak dapat melihat bahwa ternyata dari
tadi ada orang yang sedang mengawasi kita dan akhirnya kami pun ketahuan. Kami
pun lari terbirit-birit dan bersembunyi di balik gabus. Teman yang saya temani
bersembunyi di balik gabus itu lari dan menyerahkan diri kepada keluarganya dan
menceritakan semuanya kepada keluarga saya bahwa yang mencurinya adlah saya dan
memberitahukan tempat persembunyian saya kepada ibu saya, saya pun tertangkap
namun hal itu disembunyikan dari ayah saya, karena jika tidak maka saya akan
dipukuli oleh ayah saya dnegan pukulan yang sangat keras tapi ibu saya tidak
tega melihat saya dipukuli seperti itu sebab saya masih anak-anak yang tidak
tau apa-apa. Kejadian itu kita lanjutkan lagi ke tahap yang lebih menakutkan
lagi. Tidak lama dari kejadian itu saya mencuri, nah kita berlanjut saja pada masa
dimana saya SMA, pada hari pertama saya di kelas 1 SMA juga tidak kalah
hebohnya karena baru hari pertama saya sudah membuat keributan dengan berkelahi
sesama teman saya di kelas, kami pun juga di hukum oleh guru kami yang killer
yang disubut namanya Pak Suhri dengan hukuma push up sebanyak 35 kali tanpa
istirahat sedikitpun, nah pada hari itu
saya sangat merasa menyesal karena telah melakukan erbuatan itu yakni
berkelahi. Hari-hari pun berklanjut dengan sangat terkendali pada saat saya
kelas 1, nah pada penaikan kelas menjadi kelas dua saya masuk ke kelas 2 Ipa3
pada saat itu, dan tiba saatnya saya untuk menjadi senior untuk anak kelas 1,
dan pada hari dimana saya turun ke kantin untuk makan saya bertemu dengan
junior saya bernama vivin dan ku rasa saya tertarik dengannya dan kahirnya saya
memutuskan untuk pendekatan dengannya. Hari-hari sejak hari itu ketemu
dnegannya saya mulai konsentrasi untuk bagaimana bisa memacarinya , dan
akhirnya saya menembak dia di saat ulanga semester ke dua namun dia belum meberikan
saya jawaban pada saat itu dan katanya dia akan memberikan saya jawaban setelah
semester ini selesai, dan ketika ulangan semeater selesai saya memintanya untuk
memberiku jawaban namun dia menolak untuk memberikannya, jadi akhirnya saya
kandas di tengah jalan untuk mendapatkannya. Saya pn mencoba beralih ke wanita
lain namun tidak satupun yang menarik di hadapan saya, jadi saya akhirnya
memilih untuk menunggu satu tahun lagi, sempat ada junior saya yang lebih cocok
untuk di pacari, dan pada akhirnya saya menemukan orang itu. Dia adalah junior
pindahan dari SMA negeri Malaysia dan merumput di SMA Negeri 1 Herlang
Bulukumba, hehehe kayak pemain bola aja yahh.. saya pun mencoba segala cara
untuk saya bisa mendekatinya, soalnya dia tipe perempuan yang taat agama,
kenapa tidak? Secara dia cewek berjilbab-jilbab besar brow. Nah saya pun
menemukan caranya dengan mengiriminya puisi yang saya buat sendiri dan
mengirimnya melalui teman kelasnya, hari demi hari tidak mantap rasanya tanpa
surat yang saya kirimi terhadap dia, jadi akhirnya pun dia merasa penasaran dan
mencoba untuk menemukan orang yang mengiriminya surat setiap hari. Dan dia
berhasil menemukan saya. Puisi yang terakhir saya kirim terhadapnya adalah
judulnya “SELIMUT” Nih ada di bawa, silahkan membacanya dan jangan salah
memaknainya.
SELIMUT
Indah.......
kemewahanmu, keangguanan segala anggun
dirimu syahdu tepat diatas pandanganku
satu kedipan mata sangatlah bermakna
tersimpan bak memori sejuta rahasia
Bulatan itu,,,,,
menghipnotis ingatan sepihku
iringi langkahku ke dalam lingkaranmu
wahai engkau di sana
ku ingin jadi inti darimu
merasakan gemerlap percikan cahayamu
Kau indah tiada banding
segala halang tiada berarti untukmu
karena tak satu pun dapat menghentikanmu
setiap gerakmu menginspirasiku
akan makna setiap detiknya
Seolah ku ingin jahat
demi hentikan waktu
hanya tuk rasakan indahmu
lebih lama lagi, dan lebih lama
Namun.......
takdir tak berkata begitu
ku tau indahmu akan berlalu
tapi yang ku tau pula
indahmu takkan berlalu di hatiku
kau adalah bulan
kemewahanmu, keangguanan segala anggun
dirimu syahdu tepat diatas pandanganku
satu kedipan mata sangatlah bermakna
tersimpan bak memori sejuta rahasia
Bulatan itu,,,,,
menghipnotis ingatan sepihku
iringi langkahku ke dalam lingkaranmu
wahai engkau di sana
ku ingin jadi inti darimu
merasakan gemerlap percikan cahayamu
Kau indah tiada banding
segala halang tiada berarti untukmu
karena tak satu pun dapat menghentikanmu
setiap gerakmu menginspirasiku
akan makna setiap detiknya
Seolah ku ingin jahat
demi hentikan waktu
hanya tuk rasakan indahmu
lebih lama lagi, dan lebih lama
Namun.......
takdir tak berkata begitu
ku tau indahmu akan berlalu
tapi yang ku tau pula
indahmu takkan berlalu di hatiku
kau adalah bulan
Nah mungkin setelah
dia membaca puisi terakhir yang saya kirimkan untuknya itulah yang membuat dia
meresa harus mencari tahu siapa sebenarnya yang mengiriminya selama ini. Nah
setelah dia mengetahuinya, kami pun hendak berbincang-bincang untuk kearah
depanna akan seperti apa hubungan kami, namun dia menolak untuk pacaran hingga
dia setelah menikah itu pun untuk suaminya kelak, hubungan kami pun kandas di
tengah jalan hingga saya tamat di SMA, kami pun jarang bertemu dan jarang
sekali untuk kontek-kontekan hingga akhirnya dia ke Malaysia tanah kelahirannya
setelah selesai di SMA. Dan saya pun tidak pernah lagi mendengar kabar darinya
hingga kabar terakhir yang kudengar dari sepupunya bahwa dia sudah menikah.
Hati saya hancur berkeping bagai bola kristal jatuh dari tempatnya. Tapi apa
boleh buat saya harus melupakannya dan mencari yang lainnya, namun hingga
sekarang tidak satu pun yang mampu membuat saya bertekuk lutut selain dia dan
selain cinta pertama saya “gadis pertama yang saya peluk semenjak saya masih
anak-anka. Sekarang ini saya malah lebih suka buat puisi ketimbang cari pacar
baru. Puisi yang saya buat akhir-akhir ini cuku banyak sih, namun cukup satu
saja yang saya publikasikan dicerita ini, soalnya saya takut nantinya banyak
lagi yang menjiplak puisi buatan saya, nah ini dia puisi terakhir saya, eh maaf
bukan puisi hehehe, tapi curhatan saya sama bulan pada malam itu. Aku tidak
tahu harus memulainya dengan mengatakan apa? Namun yang kutahu saat ini aku
meneteskan air mata. Air mata yang keluar dari lubuk hati yang terdalam, tapi
mengapa dia selalu hadir dalam tetesan air mata ini? Sejak saat ini satu hal
yang ku tahu adalah air mata ini hanya untuk dirinya, entah sejak kapan?
Mungkin sejak pertama kali aku melihatnya “18 tahun yang lalu”. Aku ingin hidup
di sampingnya, meneteskan air mata ini di depannya akan membuatku menemukan
sebagian serpihan hidupku yang terberai. Seseorang akan selalu berusaha
menemukan alasan mengapa ia hidup dan untuk siapa dia hidup. Daku selalu
bimbang akan jalan kehidupan yang akan ku pilih sebab alasan mengapa aku hidup
belum tertemukan. Tapi untuk saat ini ku dapat pastikan bahwa alasan diri ini
hidup adalah dengan berada di sampingnya, dengan memberikan air mata ini ketika
ia butuh air mata tuk basahi hatinya yang kering. Tuhan, aku tak tahu kapan
tubuh ini akan Kau renggut, tapi ku mohn padamu jika kau akan mengambilnya
dariku, setidaknya beritahu aku entah itu waktu yang tersisa untukku bebarapa
hari lagi atau bahkan hanya dengan sekejap mata saja. Aku hanya ingin
mengucapkan sedikit kata untuknya yang tak sempat ku ucapkan. Aku hanya ingin
katakan padanya“aku hanya mencintaimu”. Maka ambillah tubuh ini ketika aku
telah usai berkata, ketika itu aku akan merasa bahagia sepenuhnya. Jika aku
diberi kesempatan untuk melihat dirinya sekali saja setelah aku mati, maka ku
ingin kesempatan itu untuk melihat
dirinya tersenyum padaku.
0 komentar:
Posting Komentar